Kamis, 17 Januari 2019

Rendah Hati

Menyadari Kekerdilan di Hadapan Sang Pemberi Hidup

“Humility is throwing oneself away in complete concentration on something or someone else.” 
Madeleine L'Engle

pexels.com

Siapa di antara kita yang tidak mau kelihatan menonjol? Hampir dipastikan,  kita ingin selalu menjadi pusat perhatian. Kita berpacu dengan diri sendiri untuk menjadi yang paling “berpengaruh” bagi orang lain. Tapi hal itu justru membuat kita menjadi “budak” perhatian orang lain. 
Rasa caper itu kadang bisa membunuh kita secara perlahan-lahan. Pelan dan pasti, kita semakin memperhatikan bagaimana pendapat orang lain tentang diri kita. Galau rasanya bila kita seolah gagal untuk menjadi pionir. 
Kadang kita justru kemudian memperhatikan orang lain untuk mencari hal-hal yang bisa dikalahkan. Semakin tahu kelemahan orang, kita semakin menjadi tinggi hati. Lupa bahwa kita diciptakan setara dihadapan Tuhan. Diciptakan untuk saling melengkapi, bukan mencari kelemahan. Kita mudah untuk menilai orang lain dan melupakan kelemahan dalam diri. Bukankah seperti ilmu padi, semakin berisi akan semakin menunduk? Kita hendaknya semakin rendah hati dengan segala yang kita miliki.
Di dalam artikel kemarin, saya menuliskan tentang keutamaan manusia yang merupakan berkat yang haris “dikembalikan” kepada Tuhan. Itu berarti bahwa kita semua ini adalah pribadi yang istimewa. Bila mau disadari, keutamaan manusia itu diiringi dengan kebaikan yang ada dalam diri. Hendaknya kita rendah hati dengan keutamaan sebagai manusia. Dalam kerendahan hati, kita akan bisa melihat hal-hal baik yang ada di sekitar. Membuat kita sadar bahwa orang lain-pun mempunyai segala kebaikan dengan cara dan kadarnya masing-masing. 
Kerendahan hati akan membuat kita seolah meniadakan diri demi merasakan berkat dari orang lain. Bukan aku lagi yang bekerja di dalam hubungan sosial dalam lingkungan. Hal itu justru akan membuat kita belajar untuk menikmati hidup dengan lebih berwarna. Jadi hendaknya kita menjalani kehidupan dengan kerendahan hati yang murni, bukan bersumber untuk dipuji. Karena semua hal yang kita terima adalah berkat Tuhan dan orang lain adalah ciptaan yang sama baiknya dengan kita.

pexels.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Taat Melakukan Kehendak Bapa (Matius 7:21-29) Kota Surabaya baru-baru ini dilabeli warna hitam dalam peta sebaran covid-19 di Jawa Timur....