We cannot despair of humanity, since we ourselves are human beings.
Albert Einstein
pexels.com
Dari jaman dahulu sampai munculnya para filsuf, manusia menjadi pusat pemikiran utama. Manusia selalu menjadi “bintang” yang seolah-olah di atas semua ciptaan yang lain. Hal itu yang membuat manusia semakin memikirkan bagaimana menjadi manusia yang sesungguhnya.
Humanisme menjadi bumbu penyedap yang membuat manusia berusaha menjadi “tuhan” kecil atas dirinya dan ciptaan yang lain. Diharapkan dengan membuat aturan-aturan tertentu, maka manusia akan lebih sejahtera. Keutamaan manusia semakin tenggelam dalam lagu syahdu mencari apa yang harus dilakukan demi dirinya sendiri.
Kita sering kali lupa bahwa hakikat manusia adalah mahluk. Terlepas dari teori Darwin yang luar biasa, manusia adalah ciptaan yang dianggap agung. Tentu banyak alasannya sehingga kita manusia dianggap demikian. Akal budi menjadi salah satunya. Dan justru dengan itu, maka manusia bisa mengolah segala sesuatu yang kadang dengan kompromi etis atas dirinya sendiri.
Etika yang dibuat oleh alam pikiran manusia menjadi tolak ukur utama dalam menjalani kehidupan ini. Sehingga kita lebih sering berkutat dengan pandangan etis orang lain daripada melakukan hal utama sebagai manusia. Keutamaan manusia adalah “what i should be”, bukan “what i should do”. Hal itu yang seharusnya menjadi pusat kita. Dengan keutamaan, kita dapat mengetahui sifat dan watak. Keutamaan sangat dibutuhkan dalam kehidupan moral.
Keutamaan manusia adalah disposisi watak yang telah kita peroleh dan memungkinkan untuk bertingkah laku baik secara moral. Misalnya kemurahan hati, yang membuat kita dapat memberi kepada sesama. Beberapa ciri keutamaan manusia adalah:
1. Keutamaan itu bersifat stabil tidak berubah.
Keutamaan merupakan anugerah dari Tuhan. Hal itu sudah mendarah daging dalam diri kita. Dan berhubungan bukan saja psikis & fisik, tapi juga moral.
2. Keutamaan berkaitan dengan kehendak.
Keutamaan mengandung motivasi. Kehendak diarahkan oleh motivasi. Tidak mungkin maksud keutamaan kota sebagai manusia tanpa disertai maksud atau motivasi.
3. Keutamaan diperoleh dengan jalan membiasakan diri.
Keutamaan tidak kita miliki dari lahir. Keutamaan kita sebagai manusia merupakan suatu proses belajar yang panjang dengan menumpuk pengalaman. Hal itu mmbuat kita bisa mengoreksi apa yang sudah kita lakukan.
Dengan keutamaan sebagai manusia, hendaknya kita semakin menambah nilai dalam kehidupan. Bukan untuk menjadi egois, tapi justru menjadikan kita tau apa yang baik yang harus dilakukan. Tuhan telah memberikan berkat keutamaan dengan maksud agar kita menjalani kehidupan dengan lebih baik dan memikirkan sesama. Sehingga kita menjadikan keutamaan sebagai manusia itu tanda kasih kepada Tuhan. Mari kita semakin memahami hakikat keutamaan sebagai manusia dengan memberikan yang terbaik kepada Tuhan dan sesama.
Menjadi manusia sejati dengan segala kebaikan dalam diri sendiri.
pexels.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar