Kamis, 14 Maret 2019

Transformasi Dialog:

Setara dan Menyuburkan.

Discussion is impossible with someone who claims not to seek the truth, but already to possess it.
Romain Rolland


pexel.com

Sebagai mahluk sosial, setiap manusia membutuhkan sesamanya. Manusia kemudian melakukan berbagai cara agar hubungannya dengan sesamanya lebih baik lagi. Hal itu membawa konseskuensi bagi kita untuk hidup secara sosial dengan baik. 
Salah satu caranya adalah melakukan komunikasi yang baik dengan orang lain. Komunikasi dibutuhkan agar orang lain mengerti maksud yang kita maksudkan. Dan hal itu membuat manusia membutuhkan simbol atau bahasa untuk berkomunikasi. Seturut perkembangan jaman, manusia mulai menemukan salah satu cara agar simbol atau bahasa itu menjadi bahasa universal. Bisa dikatakan sebagai sebuah dialog.
Dialog yang dilakukan bisa antara dua orang atau dengan beberapa orang. Dalam dialog itu, kita sering menggunakan latar belakang atau pengetahuan yang kita miliki. Seringkali hal itu menjadi batu sandungan agar orang mau menerima hasil dari dialog itu karena dialog sudah di seting sedemikian rupa dengan aturan main dan apa yang harus dibahas. 
Dialog jangan sampai menjebak orang agar menyetejui apa yang kita pikirkan. Dialog harus bisa seimbang dan posisinya setara. Bagaimanakaha caranya? Kita bisa melakukan:
1. Membuat aturan main yang seimbang saat melakukan dialog. 
2. Meninggalkan pengetahuan yang kita miliki. 
3. Meninggalkan segala prasangka yang terjadi. 
4. Dialog harus bisa memperkaya dan mentransformasi. 
5. Meninggalkan atribut yang kita miliki. 
Bila kita bisa melakukan itu semuanya, maka dialog akan menjadi dialog yang setara dan memperkaya pengetahuan yang kita miliki. Hal itu akan mengubah kita menjadi lebih baik lagi, serta menyuburkan hubungan kita dengan sesama.

pexel.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Taat Melakukan Kehendak Bapa (Matius 7:21-29) Kota Surabaya baru-baru ini dilabeli warna hitam dalam peta sebaran covid-19 di Jawa Timur....