Kamis, 21 Februari 2019

Superioritas Cinta

Menembus Batas "Penjara" Manusia. 

"And remember, as it was written, to love another person is to see the face of God."
Les Miserables
pexel.com

Cinta adalah detak kehidupan manusia. Cinta akan memberikan setiap perasaan yang bisa didapatkan oleh manusia. Bahkan sampai segi-segi kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari cinta. Sudah banyak sekali cerita tentang cinta yag sudah menggores dalam sejarah kehidupan manusia. Cinta bisa menjadi pembelajaran bagi manusia. 
Kita lebih suka menarik pembelajaran dari hal-hal cinta. Kita tidak menggubris apakah di dalam cinta akan berakhir tragis atau bahagia. Yang penting adalah cinta itu membawa dampak bagi manusia. Walaupun cara memperoleh akhir dari cinta itu “kabur” dan “absurb”.
Bagaimana kita bisa memahami cinta yang sebenarnya? Apakah hanya cukup dari sejarah manusia, atau pengalaman yang kita dapatkan. Bukankah kita sadar bahwa hidup bukan hanya untuk cinta? Karena cinta bisa menjadi kekuatan tapi juga bisa menjadi hal yang melemahkan kita. Kadang iman kepercayaan kita menjadi goyah saat bertemu dengan cinta. 
Tak banyak cerita cinta yang bwrbeda keyakinan. Karena cinta dianggap dapat menembus semua dimensi penjara yang dibuat oleh manusia. Tetapi bagaimana jika kita melihat cinta dari sudut pandang agama? 
Setiap agama akan mengajarkan kebaikan, kasih, dan saling menghargai. Hal itu juga daoat kita temukan dalam cinta. Benarkah demikian? 
Seperti saya ungkapkan tadi bahwa cinta bisa menembus batas-batas yang dibuat oleh manusia, setidaknya kita berpikir bahwa cinta bisa merasuk dalam agama juga. Keperbagaian agama seharusnya dipandang sebagai jalan untuk saling mencintai. Agama dan cinta adalah dua sisi mata uang yang saling berhubungan erat. Oleh karena itu kita hendaknya mempraktekkan keagamaan kita dengan saling mencintai. 
Bukan berarti kita menjadi kalap mata dalam agama karena cinta akan agama, tetapi bagaimana kita mengamalkan kasih cinta dalam agama yang kita anut. Jika kita beragama dan percaya kepada Tuhan yang Maha Kasih, tentunya kita harus mempraktekkan kasih itu kepada sesama. Kita harus bisa mengosongkan diri dengan memberikan kasih yang tulus kepada sesama kita, agar cinta juga menjadi berkat bagi sesama. 
Oleh karena itu, superioritas cinta harus kita lihat sebagai kekuatan untuk berbagi kepada sesama. Bukan eksklusif hanya untuk diri kita sendiri. Cinta hatus bisa memperkaya, mentransformasi, dan merubah kehidupan sesama kita. Dengan demikian maka kita sudah memuliakan Tuhan dalam hidup.
Selamat berproses di dalam cinta.

pexel.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Taat Melakukan Kehendak Bapa (Matius 7:21-29) Kota Surabaya baru-baru ini dilabeli warna hitam dalam peta sebaran covid-19 di Jawa Timur....