Kamis, 24 Januari 2019

Peduli Sesama

Berserah kepada Sang Pencipta dengan peduli kepada sesama.

A sense of concern for others gives our lives meaning; it is the root of all human happiness.
Dalai Lama

pexels.com

Banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita, baik suka maupun duka. Kedua hal itu seolah menjadi dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Bak sebuah misteri, kita tidak tahu kapan akan mendapatkan suka ataupun duka.
Perasaan suka dan duka juga sangat bertentangan. Suka identik dengan mendapatkan sesuatu sedangkan duka identik dengan kehilangan sesuatu. Dan kita cenderung lebih memaknai suka daripada perasaan duka. Atau bahkan kita sering kali mendasari duka dengan suka. Istilahnya habis gelap terbitlah terang.
Kita tahu bahwa saat duka menjelang, kita membutuhkan perasaan peduli dari diri sendiri maupun orang lain untuk melewatinya. Atau mungkin kita pura-pura bahagia dengan menutupi duka yang dirasakan. Kita juga “belajar” dari pengalaman bahwa rasa duka akan menjadi pelajaran berharga dalam hidup. Terkadang dalam pergumulan, rasa ditinggalkan, atau kecewa, kita menjadi pribadi yang lebih kuat sehingga mendatangkan kebahagiaan. 
Apapun pergumulan yang kita hadapi, percayalah bahwa itu semua adalah “sekolah” yang menjadikan kita cerdas dalam menjalani hidup. Tetapi tidak dipungkiri bahwa kebahagiaan atau rasa sukacita selalu menjadi dambaan setiap orang.
Rasa bahagia selalu menjadi ekspresi yang ingin kita bagikan lewat media apapun. Mungkin diunggah di sosmed atau hanya sekedar memberi kabar sukacita kepada kerabat dan teman. Kemudian kita lupa bahwa saat duka, orang lain membutuhkan tempat untuk berbagi. Peduli adalah kata kuncinya. Rasa peduli dalam keadaan apapun itu yang bisa semakin menguatkan kita. Manusia cenderung menutup diri dan enggan membagikan empati bila tidak mengetahui rasa duka yang dihadapi orang lain. Walaupun manusia mungkin meninggalkan kita sendiri “menikmati” duka, tetapi Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. 
Mungkin saat ini kita sedang mengalami pergumuan yang berat, kita sedang mengalami kejatuhan dan kita merasa tidak ada orang yang peduli, ingatlah bahwa Tuhan peduli. Tuhan peduli akan pergumulan yang kita alami. Tuhan yang tidak berubah itu, yang telah mempedulikan manusia sepanjang segala abad dalam penderitan, Ia juga akan mempedulikan kita. Belajarlah akan kepedulian Tuhan terhadap alam semesta. Burung pipit dan bunga bakung pun dipedulikan Tuhan, masakan Tuhan tidak mempedulikan kita? Jangan berharap pada manusia, tetapi percayalah kepada Tuhan dan kepedulianNya kepada kita, serta nantikan pertolongan dan berkatNya.
Tuhan peduli dalam setiap langkah hidup kita. Karena itu hendaknya kita berserah dengan ikut membagikan sukacita kepada sesama. Bukan sebagai balasan kepada Tuhan, tapi sebagai wujud kemanusiaan kita yang hakiki. 

pexels.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Taat Melakukan Kehendak Bapa (Matius 7:21-29) Kota Surabaya baru-baru ini dilabeli warna hitam dalam peta sebaran covid-19 di Jawa Timur....